Sabtu, 23 Januari 2010

Profil Desa

Asal Usul
Dusun Sungai Puar sudah ada jauh sebelum saya lahir, saya gak tau persis hari jadinya kapan?

Apakah mungkin desa ini sudah ada ketika Negeri Jambi ini yang dahulu kala masih berbentuk kerajaan yang dikenal dengan nama Kerajaan Melayu II, dengan Rajanya yang bernama Datuk Berhalo dan Permaisuri Putri Pinang Masak yang kemudian melahirkan seorang putra bernama Orang Kayo Hitam, sekitar tahun 1460 - 1907 M, emm...entahlah? "siapa juga yang mau meneliti". Tapi kalau malihat bukti-bukti yang ada, seperti makam-makam jaman Belanda berarti desa ini sudah ada lho? tapi tentu saja belum definitif...yah mungkin boleh dibilang "orang talang". Sultan Jambi pada waktu itu yang berani melawan Kumpeni adalah Sultan Thaha Syaifuddin antara 1856 - 1904 M, jadi kesimpulan sementara kemungkinan desa ini ada pada jaman itu, kenapa? karena ada makam belanda terlepas itu makam makam siapa? apakah Kumpeni atau makam masyarakat setempat.

Nama Sungai Puar berasal dari nama salah satu sungai yang ada di dusun ini adanya di bagian hilir dusun, dan Puar adalah nama jenis tumbuhan yang buahnya enak dimakan bentuknya lancip lebih mirip jagung.

Letak
Geografis dusun ini adalah dataran dengan topografi datar. Secara administratif Dusun Sungai Puar termasuk salah satu desa yang ada di kecamatan Mersam, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, Terbagi menjadi 3 (tiga) Rukun Tetangga, dan dikepalai oleh seorang Kadus. Jarak dari Kota Jambi ke Dusun Sungai Puar, ± 128 km atau 2 jam lebih perjalanan dengan kendaraan bermotor, terus masuk kedalam menggunakan jasa Ojek ±5 km (Ojeknya jangan mahal-mahal bang biar orang seneng datang).

Tradisi
Di dusun ini pada saat Hari Raya Idul Fitri mempunyai tradisi yang sama dengan banyak tempat di Indonesia yaitu "Pulang Kampung" atau "Mudik" karena cukup banyak juga yang merantau. Umunya yang merantau adalah untuk bekerja atau untuk melanjutkan sekolah, bahkan banyak diantaranya yang memilih tinggal secara permanen di rantau orang dengan berbagai alasan. Biasanya saat lebaran Potong Kerbau pasti, yang sudah menjadi tradisi penduduk setempat dari dahulu kala, dan untuk makanan tradisional hampir sama dengan makanan tradisional melayu lainnya yaitu Kue 8 Jam : seperti kue bolu basah yang enak dan manis rasanya dan cara masaknya dipanggang selama 8 jam,Joda Tlak (dodol), Lemang (ketan yang dimasak dengan bambu), Kue Talam,dll. Untuk masakan lainnya yang tak kalah enaknya adalah Gulai Tempoyak : Tempoyak adalah durian yang sudah di fermentasi dengan dicampur garam untuk mengemulsi nya dan Tempoyak rasanya asam, manis, dan asin (kayak nano-nano bae jok)dan biasanya di masak dengan Ikan Patin, ikan Ruan (Gabus), Ikan Baung dan Ikan Betok, maupun Udang, ada lagi makanan khas masyarakat dusun ini yaitu Sambal Tomat (Sambal Terasi dengan Tomat Kecil), Sambal Kemang (Sambal Terasi dengan buah Kemang) dan Sambal Macang (Sambal Terasi dengan buah Bacang). bersambung...

3 komentar:

  1. sungguh tag menyangkaa. . .
    Trnytaaa kmpung halaman saya ad bloggny. .
    Jd pgen knal sma yg bkin blog ini. . .
    Ini wak/paman atau om ya ?
    Hehe

    BalasHapus
  2. ado jugo dusun sayo di internet

    BalasHapus
  3. Buat ponakan/anak ku thanks ya comment-nya maaf jarang di-update...

    BalasHapus